Selasa, 08 Maret 2011

ReNUngAN

Namun tujuan hanyalah satu yaitu berjumpa denga Allah Rabbul ‘alamin, berakhir seluruh apa yang kita lewati, dari kehidupan dunia kepada tujuan tunggalnya yaitu berjumpa dengan Allah SWT, hadhirin ingatlah akan datang suatu saaat bibir kita akan tidak bisa lagi bergetar menyebut nama Allah SWT, di saat itu kita diturunkan kedalam kubur kita, sedang kita tidak bisa berbuat apa-apa, jika saat hidup dahulu kita bisa melangkah sesuka hati kita, berbicara sesuka hati kita, berbuat sesuka semau-mau kita, maka saat nanti tibalah ajal kita ditetapkan oleh Allah menggerakkan satu jari yang paling kecil pun kita tidak mampu, hadhirin disaat itu wajah kita dibuka dari penutup kain kafan, lalu ditempelkan wajah kita ketanah tembok liang kubur kita, lalu kita dikuburkan rapat-rapat dan ditinggal oleh semua kerabat, sungguh disaat itu tidak ada kekasih disaat itu tidak ada jabatan, di saat itu tidak harta, itulah hadirin sekalian kita sendiri, maka saat itu beruntunglah orang-orang yang senantiasa berzikir, dia mengingat Allah dan Allah mengingatnya, dia merindukan Allah, dan Allah merindukannya, dia mendambakan kasih sayang Allah dan Allah pun mengasihinya, Ingatlah dialah Allah yang Maha Baik, dialah Allah yang Maha Sempurna, setelah kita diberi kehidupan, diberi ruh, diberi jasad, lantas Allah meminjamkan pula dunia ini beserta isinya, meminjamkan matahari, meminjamkan, bulan, meminjamkan hewan, meminjamkan, tumbuhan, meminjamkan air, angin, api, dan semua fasilitas kehidupan yang kita nikmati yang kesemuanya adalah milik Allah ! kita tidak menyewanya, tidak pula membelinya, tidak pula berdoa untuk meminjamnya, semata-mata Allah yang memberikan semua nikmat itu sebelum kita meminta, hadhirin itulah sedemikian luasnya kasih sayang dan rahmat ilahi, melebihi semua kasih sayang, melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya, melebihi kasih sayang kekasih kita kepada kita, hadhirin untuk itu jangan tahan lidahmu untuk menyebut nama Allah, jangan ragu-ragu hatimu menyatakan keagungann Allah, dosa apakah yang begitu berat sehingga lidah kita malu-malu, dan hati kita ragu-ragu menyebut keagungan nama Dzat Yang Maha Agung Allah Azza Wa jalla, kami berlindung kepada-Mu ya Allah dari pedihnya siksa kubur, kami berlindung kepada-Mu ya Allah dari pedihnya siksa api neraka, pastikan kami selamat dari semua azabmu ya Allah, hadhirin nanti bila tiba waktunya, aku dan kalian akan berdiri dihadapan Sang Raja dari segala raja, yang Maha Agung Rabbul ’alamin, kita akan dipanggil dengan nama kita, fulan bin fulan, di saat itu kita akan bertemu dengan Allah, berbicara dengan Allah, menghadap kepada Allah, ditanya oleh Allah, bertanggung jawab kepada Allah, adakah nama agung Allah itu didalam jiwa kita luhur ?!, adakah nama itu indah di dalam jiwa kita, adakah terlintas di dalam hati kita kesyahduan merindukan berjumpa dengan Allah.......